Dasar Manusia
Berteriak
saja kuat-kuat, rindumu kan bisu
Menangislah
kencang-kencang, lukamu kan senyap
Pendam saja
luka itu, lalu nikmati perihnya
Taburi
dengan peliknya menunggu dan jahit dengan jarum harapan
Kamu berlari
kencang, tapi dia tidak menyadarimu lelah
Dia tidak
tahu kamu ada disana, dia tidak tahu kamu berjuang
Dan kamu
malah lelah sendiri disini
Mungkin
rasamu terlakahkan dengan rasa takut
Takut bila
dia bilang tidak lalu pergi dengan kasar
Tapi jika
tak diungkap,
Lambat laun
kamu akan menyaksikan jemarinya digenggam orang lain
Pikatnya
dicuri oleh tatap lain
Dan hatinya,
diikat oleh janji yang lebih pasti
Lalu kamu
akan menyesali rasamu
Melepas
paksa kagummu lalu melukai hari-harimu
Menyayat
paksa pikatnya dari tatapmu
Dan
menyelesaikan perasaan rumit ini sendirian
Kau sadari,
akhir-akhir ini dia memperhatikanmu
Menatapmu
dengan mata hitamnya
Lalu
tersenyum
Kamu mulai
berangan
Dia akan
membalas rasaku
Lalu dengan
bodohnya menyimpulkan dia adalah cinta terkahirmu
Memeluk
bayangnya
Lalu
mencintai sosok semu
Berbicara
bahwa kau menyukainya
Lalu
bayangnya hilang
Kau
disadarkan bahwa dia akan segera dimiliki orang lain
Kamu masih
mengingat senyumnya waktu itu
Kini ketika
rasamu sedikit pudar
Dia datang
lalu mengulurkan tangannya
Kau sambut
hangat ulurannya
Lalu dia
merogoh saku dan diperlihatkannya sebuah undangan
“Datang ya”
tegasnya
Kamu
tersenyum paksa
Hatimu kini
hancur tak bersisa
Namanya
disandingkan dengan sosok lain yang menurutnya lebih pasti
Pecundangkah
kamu?
Ucap hatimu.
Lara
terlukis jelas dimatamu
Dia pergi
dengan bahagia
Kamu malah
menikmati luka
Epilognya
berbeda
Dia bahagia
Dan kamu
lebih memilih menikmati sendu
Menghabiskan
waktu dengan trauma
Lalu
menyendiri dan mengganggap cinta itu menyakitkan
Dasar
manusia! Kata cinta.
-Sumedang, 28 April 2020
Komentar
Posting Komentar